Sang Saka Merah Putih 45 Online
SSMP 45
Media Online Mengungkap Peristiwa Aktual
Sekretariat: Jln TA Hamzah Gg Melati II No 32 Sei Agul Medan
Sumatera Utara
No Telp: 061-8443168 HP 0813 6200 0086
Rekening Bank Sumut: Cabang Utama No: 100.02.04.00864-1
________________________________________________________________________________________________________________________________
Reses Dapil IV DPRDSU Murni Elieser Munthe SE MM Siap Tampung: Aspirasi Warga Terkait Infrastruktur Jalan dan Akte Lahir
Sementara laporan keluhan warga Kelurahan Sidoreja I, II, Kelurahan Lestari dan Kelurahan Gambir Baru yang mempersoalkan kinerja PDAM karena menyalurkan air kotor dan kerap tidak lancar. "Konstituen di Desa Suka Jadi Dusun II Kecamatan Meranti kekurangan tiang listrik, konstituen di Dusun IV Desa Induk mengeluhkan jembatan Air Hitam yang rusak parah. Sedangkan konstituen di Desa Suka Jadi mengharapkan penyediaan Bidan Desa," terang Murni. Terakhir Murni mengungkapkan aspirasi 300 KK warga Desa Suka Rame Kecamatan Air Putih yang meminta pembangunan bendungan untuk Sungai Gambus. "Lalu ada pula harapan masyarakat Desa Cinta Dame yang mengeluhkan aktivitas pencurian CPO saat truk pengangkut CPO parkir di beberapa tempat. Semua aspirasi warga Kisaran itu akan kami laporkan secara terbuka kepada Gubsu melalui Paripurna Reses DPRDSU Tahun I/2013 pada Senin 8 April 2013," imbuh Murni. (Nurlince Hutabarat)
__________________________________________
Massa Kelompok Cipayung Plus Geruduk DPRDSU
Reses Dapil IV DPRDSU Murni Elieser Munthe SE MM Siap Tampung: Aspirasi Warga Terkait Infrastruktur Jalan dan Akte Lahir
Sang Saka Merah Putih Online, Kisaran
Murni Elieser Verawaty Munthe, SE, MM, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) siap menerima aspirasi warga Kisaran saat menunaikan Reses, 25-30 Maret 2013. Selain didominasi masalah jalan rusak dan berlobang, Reses ke Dapil IV tersebut juga menghasilkan aspirasi berkembang terkait perbaikan berbagai infrastruktur , Akte Lahir Jamkesmas dan masalah pencurian CPO .
Murni Elieser Verawaty Munthe, SE, MM, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara (DPRDSU) siap menerima aspirasi warga Kisaran saat menunaikan Reses, 25-30 Maret 2013. Selain didominasi masalah jalan rusak dan berlobang, Reses ke Dapil IV tersebut juga menghasilkan aspirasi berkembang terkait perbaikan berbagai infrastruktur , Akte Lahir Jamkesmas dan masalah pencurian CPO .
Hal ini disampaikan Murni melalui
rilisnya kepada media ini di
DPRDSU Jln Imam Bonjol No 5 Medan. Selasa (2/4/2013) menjelaskan, ketika melaksanakan agenda Reses di Kelurahan
Lestari Kecamatan Kisaran Timur, dirinya menyerap aspirasi warga yang sangat
mengharapkan perhatian Pemprovsu terhadap jalan rusak dan jalan yang berlobang.
Murni merinci, aspirasi serupa juga diungkapkan masyarakat Jalan Nuri Kelurahan
Gambir Baru, warga Desa Suka Kecamatan Meranti, penduduk Desa Pematang Panjang
Kecamatan Air Putih serta warga Desa Limo Sunde. "Mereka mengeluhkan jalan
rusak, menuntut pembangunan parit hingga permintaan agar jalan diaspal hotmix,"
singkap Murni dari Politisi Partai Damai Sejahtera (PDS)
Jalan dari Suka Rame yang tembus ke Pematang
Kawat bisa segera diperbaiki. Sebab kondisi jalan di sana disebutnya sudah
kupak kapik dari mulai Desa Pematang Panjang-Limo Sunde hingga Kuala Tanjung.
Belum lagi jalan di Desa Aek Nauli Kecamatan Medang Deras yang sampai sekarang
belum pernah mendapat proyek pengerasan. Pada sisi lain, imbuh anggota Komisi D
DPRDSU membidangi pembangunan tersebut, warga di Jalan Ahmad Yani Kisaran
Kecamatan Kisaran Timur mengeluhkan permasalahan tanah wakaf yang tidak
tersedia. Kemudian pembagian Kartu Sejahtera di Kecamatan Air Putih dan tidak merata/sulitnya
masyarakat Kelurahan Sungai Buah Keras Kecamatan Medang Deras memperoleh hak
jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas)., demikian disampaikan warga.Sementara laporan keluhan warga Kelurahan Sidoreja I, II, Kelurahan Lestari dan Kelurahan Gambir Baru yang mempersoalkan kinerja PDAM karena menyalurkan air kotor dan kerap tidak lancar. "Konstituen di Desa Suka Jadi Dusun II Kecamatan Meranti kekurangan tiang listrik, konstituen di Dusun IV Desa Induk mengeluhkan jembatan Air Hitam yang rusak parah. Sedangkan konstituen di Desa Suka Jadi mengharapkan penyediaan Bidan Desa," terang Murni. Terakhir Murni mengungkapkan aspirasi 300 KK warga Desa Suka Rame Kecamatan Air Putih yang meminta pembangunan bendungan untuk Sungai Gambus. "Lalu ada pula harapan masyarakat Desa Cinta Dame yang mengeluhkan aktivitas pencurian CPO saat truk pengangkut CPO parkir di beberapa tempat. Semua aspirasi warga Kisaran itu akan kami laporkan secara terbuka kepada Gubsu melalui Paripurna Reses DPRDSU Tahun I/2013 pada Senin 8 April 2013," imbuh Murni. (Nurlince Hutabarat)
__________________________________________
Massa Kelompok Cipayung Plus Geruduk DPRDSU
Sang
Saka Merah Putih 45 Online,Medan
DPRDSU digeruduk ratusan orang berbendera Kelompok Cipayung
Plus menyesalkan kondisi kekinian pemerintahan Provinsi Sumatera Utara (Sumut)
yang masuk kategori terkorup ke-2 se-Indonesia berdasarkan data yang dilansir
Indonesia Corruption Watch (ICW) baru-baru ini. Kekesalan itu pun dilampiaskan
dengan aksi unjukrasa di kantor Gubsu dan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Sumatera Utara (DPRDSU), Jalan Imam Bonjol No 5 Medan, Senin siang (3/6/2013).
Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda (OKP) berbasis Nasional yang tergabung seperti Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia
(GMKI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Himpunan Mahasiswa Alwasliyah (Himmah).
Massa tiba pukul 13.45 WIB setelah sebelumnya berunjukrasa di kantor Gubsu
Jalan Diponegoro Medan.
Aparat Keamanan DPRDSU memantau gelagat mereka di pintu kembali
ditahan tertutup sehingga aksi saling dorong pun tak terelakkan. Drama saling
dorong dan tolak-tolakan pintu sempat terjadi sekira 5 Menit. Kondisi ini
akhirnya memancing .kedua belah pihak emosi
dan saling hujat. Tapi untung saja bentrokan yang nyaris pecah itu tidak
terjadi. Massa Kelompok Cipayung Plus hanya bertahan di luar pagar sambil terus
berorasi.
Orasi Ruben Panggabean, menegaskan, sesuai data Lembaga Transparansi
Internasional tahun 2013, saat ini Indonesia memasuki peringkat 118 dari 176
negara terkorup di dunia. Sedangkan berdasarkan data ICW, katanya, Provinsi
Sumut menjadi juara II terkorup di Indonesia. "Kami mau ketemu Ketua
DPRDSU Saleh Bangun agar bisa mendengar aspirasi kami soal korupsi yang
mengganas dilakukan oknum aparat dan pejabat di Sumut ini. Lihat itu persoalan
dana Bantuan Daerah Bawahan (BDB), dana Bantuan Sosial (Bansos) serta Dana Bagi
Hasil (DBH). Belum lagi korupsi proyek pembangunan lainnya yang merajalela pada
berbagai instansi Pemerintahan Sumut," imbuh Ruben.
Maka sebelum Gatot Pujo Nugroho, ST, dilantik sebagai Gubsu
tanggal 17 Juni 2013, berbagai kasus dugaan korupsi di Pemprovsu harus
diselesaikan. Bila tidak, Kelompok Cipayung Plus disebutnya menolak pelantikan
Gatot sebagai Gubsu. "Makanya kami mau mendengar suara Saleh Bangun
terkait korupsi di Sumut. Kita tidak mau dibodoh-bodohi oknum aparat dan
pejabat yang korup sehingga citra Sumut sebagai provinsi jadi sangat jelek di
Indonesia," sesalnya, sembari meminta DPRDSU menggunakan Hak Interpelasi
kepada Gubsu.
Anggota DPRDSU dari Fraksi PKS Drs H Raudin Purba menemui pengunjukrasa di
hadapan demonstran, anggota Komisi A itu berjanji akan mendorong 100 anggota
DPRDSU menyikapi masalah korupsi. "Saya sendiri tidak bisa berbuat
apa-apa. Karena lembaga ini bersifat kolegial dan kolektif. Aspirasi adek-adek
akan saya tampung dan sampaikan kepada pimpinan," ungkap Raudin namun demonstran tidak puas.
Massa menghimbau Raudin sebagai anggota DPRDSU mengajukan
usulan Hak Interpelasi. "Kami minta kinerja serius DPRDSU menuntaskan
korupsi, khususnya Fraksi PKS," imbau pengunjukrasa. Setelah Raudin
meninggalkan massa, aksi dorong-dorongan antara demonstran dan polisi kembali
terjadi. Pengunjukrasa yang kurang puas kembali memaksa masuk ke halaman DPRDSU
untuk menemui Saleh Bangun. Namun lagi-lagi kericuhan yang nyaris bentrok, itu
tak kunjung terjadi. Apalagi sekira 20 polisi anti huru hara tampak diturunkan
ke halaman DPRDSU dengan seragam lengkap dan rotan di tangan. Massa Kelompok
Cipayung Plus akhirnya membubarkan diri pukul 15.00 WIB setelah terlebih dahulu
memaksa Humas DPRDSU mengirimkan faksimile aspirasi ke kantor Presiden RI dan
Mendagri terkait permintaan pembatalan pelantikan Gubsu Gatot Pujo Nugroho, ST,
tanggal 17 Juni 2013 karena disebut-sebut terindikasi praktik korupsi.
(Nurlince Hutabarat)
Diposkan oleh Janfrico Simorangkir di
22.16 

Tidak ada komentar:
Posting Komentar