di Antara Jemaat dan Penatua
Deli
Serdang
Menghadapi berbagai macam
tantangan dan rintangan selama perjalanannya. Hal ini adalah kesaksian nyata
bahwa Gereja berasal dari Tuhan, sebagai pemenuhan dari janji Kristus. Jadi,
Gereja bukan semata-mata organisasi manusia, meskipun tidak bisa dipungkiri
bahwa ada masa-masa di mana dipimpin oleh mereka yang tidak bijaksana, yang
mencoreng nama Gereja dengan perbuatan-perbuatan mereka. Namun, kenyataannya,
mereka tidak sanggup menghancurkan Gereja. Gereja
adalah gedung,
Gereja adalah rumah Allah, tempat beribadah, misa, atau merayakan ekaristi Umat
Katolik atau Umat kristiani pada umumnya. Gereja
adalah ibadat;
Gereja adalah lembaga rohani yang menyalurkan kebutuhan manusia dalam relasinya
dengan Allah lewat ibadat-ibadat. Atau, Gereja adalah lembaga yang mengatur dan
menyelenggarakan ibadat-ibadat. Gereja adalah persekutuan Umat yang beribadah, untuk mempertahankan dan mempropagandakan seperangkat
ajaran yang biasanya dirangkum dalam sebuah buku yang disebut Katekismus. Untuk
bisa menjadi anggota Gereja, si calon harus mengetahui sejumlah
ajaran/doktrin/dogma. Menjadi anggota Gereja berarti menerima sejumlah
“kebenaran”.Tuhan Yesus Kristus Yang datang ke buni membawa damai dan keselamatan.
Kami tak menginginkan Polemik
antara Jemaat Gereja GKPI Batang Kuis Kota Serdang Resort Serdang III Batang Kuis
dengan Pdt Wilfried dan Pagaran GKPI Serdang, Pagaran Sintauli, Pagaran Segitiga,
Batang Kuis Kota Serdang Resort Serdang III Batang Kuis
Sayangnya kami menolak kehadiran Pdt Wilfried Ernanda Hutapea STh yang hendak berkotbah
di GKPI Pagaran Serdang berujung ricuh tak terbendung sehingga Polsek
Beringin memberikan pengamanan memanggil dua kubu yang bertikai antara
Pdt Wilfried Ernanda Aritonang dan jemaat Serdang ke Polsek Beringin JL.
Besar Medan – P. Labu Desa Emplasmen
Kualanamu Beringin L Pakam Deli Serdang Jl. Laksamana 5 Batang Kuis, Deli
Serdang Minggu, (19/7)
Pasalnya Menurut
pengakuan penatua dan seluruh Jemaat GKPI Batang Kuis dan 4 Pagarannya di Deli Serdang diwakili St M Sihombing menuturkan yang menolak kehadiran Pdt Wilfried Ernanda, ”
Kota karena selain memecah belah jemaat, diktator tak mengayomi meski sang pendeta baru
bertugas seumur jagung terkesan, kami merasa
tidak memilki evoria nyaman dan kondusif. sesama jemaat, sesama
penatua, sesama jemaat dan penatua terjadi adu domba karena oknum "roh
pemecah" muncul membuat miris hati jemaat dan penatua pada hal sebelumnya semua jemaat dan penatua kompak dan
damai, Urai St L Sihombing saat di
Polsek Beringin
Kapolsek BerIngin AKP IWAN KURNIANTO, SH diwakli Kanit
Polsek Beringin Ipda P.Sianturi hingga saat dikonfirmasi media ini
menyebutkan, "Belum ada laporan baik dari pihak jemaat Serdang yang
menolak pendeta dan Pdt
Wilfried Ernanda Hutapea STh yang mengendarai dua mobil didampingi
koleganya. Kita hanya sebatas memanggil pendeta untuk dimintai
keterangan saja terkait adanya kericuhan dalam upaya damai," demikian
tutur Sianturi.
Jemaat Serdang didampingi Guru
Jemaat Serdang M. Marbun, S Sitorus, St Manalu Sintanauli , Silaban,
Segitiga J. Gultom, Batang Kuis Kota Simorangkir, Sihombing, Silaban, Marbun, dll diwakili St L Sihombing bertutur
Sesuai Surat kami Nomor: 741/P./1/X/2014 dan Surat No: 02/S.II/IV/2015
pernyataan sikap bersama Penatua GKPI se Resort Serdang III terhadap Pdt
Wilfried yang isinya menolak SK Pdt Wilfried dan memohon agar GKPI Pusat menarik kembali SK Pdt
Wilfried karena sebagai hamba Tuhan seharusnya untuk mengembangkan dan meningkatkan kehidupan rohani dan jasmani warga
Jemaat, mengembangkan dan meningkatkan hubungan persekutuan yang baik
dengan teman seiman dan masyarakat maupun lingkungan sekitarnya, dan
taat pada Firman Tuhan di dalam Alkitab maupun Tata Gereja dan Peraturan
Rumah Tangga dan Peraturan-peraturan GKPI lainnya, berpedoman pada
Pokok-pokok Pemahaman Iman GKPI demikian jelasnya.
Dijelaskannya,
"Membimbing, melayani dan memperlengkapi anggota Jemaat sebagai bagian
dari imamat am orang percaya sehingga semua sama-sama bertanggungjawab
di bidang spiritual dan material, mencerminkan pelayanan Yesus Kristus,
Gembala Agung dan Kepala Gereja dalam fungsi jabatannya, Pendeta
mengemban tugas, memberitakan firman Allah dengan setia dan benar.
tuturnya
Kemuddian
menggembalakan domba-domba yang dipercayakan kepadanya sehingga tidak
seorang pun dari domba itu hilang, sesuai dengan Tata Penggembalaan
GKPI, mengamati dan menasihati dengan rendah hati dan
sabar orang-orang yang menyimpang dari Firman Allah dan orang-orang lain
agar jangan berbuat dosa, melaksanakan pelayanan rahmat Tuhan
(diakonia), dengan mendorong usaha-usaha sosial di tengah Jemaat dan
masyarakat serta mendoakan dan melayani anggota Jemaat, janda, yatim
piatu, kaum
bapak, kaum ibu, pemuda/i, remaja, anak-anak, orang sakit, dan orang
terpenjara agar mereka tetap hidup dalam iman, pengharapan, dan kasih
Tuhan Yesus Kristus, tuturnya.
Lalu di tegaskannya justru Pendeta ini sering berbicara dengan arogan dengan intonasi tinggi tak berkarakter
sebagai “Gembala” mengucapkan kalimat menakut-nakuti “Memecat, babak belur,
hancur berkeping-keping” tutur Sihombing
Lebih lanjut
Sihombing menuturkan keherannya, ” Saya WE Hutapea adalah pimpinan jemaat, apabila para penatua
tak mau sepaham dengan saya akan saya pecat dan akan saya hancurkan hingga
babak belur,” dan dalam khotbah Wilfried di tiap-tiap jemaat sering
menyampaikan “Lebih baik 3 orang jemaat dating beribadah ke gereja dari pada
seratus orang dan akan saya jual gereja
dan uangnya kita bagi-bagi ha..ha..ha , “ urainya menirukan ucapan sang pendeta Wilfried
terkesan ga waras alias ga beretika, imbuhnya.
Sementara dituturkan
St Rajagukguk Pendeta
GKPI berkewajiban, "Melaksanakan tugas-tugas jabatan Pendeta.
memelihara nama baik gereja dan jabatan Pendeta, memupuk dan memelihara
persaudaraan, kerjasama dan rasa setiakawan di antara sesama Pendeta
GKPI, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam tugas pelayanan,
membina dan memelihara kehidupan keluarga sebagaimana firman Tuhan di
dalam I Timotius 3:5. bertutur kata dan berperilaku yang dituntut dari
seorang pelayan (1Tim. 3:2-4, 8-9) taat dan melaksanakan ketentuan dan
peraturan yang berlaku di GKPI, menciptakan dan memelihara hubungan
ekumenis dengan para Pendeta dan Gereja-gereja tetangga, demikian
paparnya
Dijelaskan Aritonang bahwa Pasal 89 Pemberhentian Pendeta sebagai Pegawai GKPI Pendeta tersebut melakukan pelanggaran atau kesalahan dalam hal
administrasi, peraturan, pengajaran, atau moral, atau melalaikan tugas
dan kewajiban, yang tidak dapat lagi diperbaiki setelah Pendeta tersebut
menempuh Penggembalaan Khusus sebagaimana diatur dalam Tata
Penggembalaan GKPI.
Ditegaskan Aritonang terkait Pdt Wilfried terkesan layaknya OKP memaksakan Program Janji Iman Gerakan Rp 1000.-
(Seribu Rupiah) perhari sebulan untuk di
jalankan dan apabila tidak dilaksanakan jemaat maka Wilfried menyebutkan akan
memberi sanksi tidak akan mendapat pelayanan dan Wilfried menentukan sendiri
nilai nominal untuk tunjangan transpot, kesehatan, baik untuk dirinya tanpa nelihat situasi
kondisi toleransi tiap-tiap jemaat pagaran maupun resort, dan untuk pemilihan salah
satu Calon Bishop pun Wilfried
mengekspos dalam khotbahnya menyebutkan, “Ia harus memilih calon yang sepaham
dengannya di Sinode Am Periode (SAP) ke XX 2015 seraya menyebutkan nama salah
satu calon Bishop adalah tidak etis,” urai St Rajaguk-guk
Memonopoli
surat masuk dan surat ke luat selalu dilakukan Wilfried tanpa berkoordinasi dan
konfirmasi kepada pengurus resort sehingga nomor surat keluar tidak berurutan
dengan surat yang dibuat oleh sekretaris resort dan Wilfried menyebutkan bahwa
Jemaat Resort Serdang III sangat aneh sebab ketika penatua mengajak pendeta
untuk melayani kebaktian atau partangiangan weiyk sang pendeta Wilfried menolak
dengan alas an “Bukan Tugas Pendeta, Bah!” dan Pemilihan Pengurus Harian Jemaat
Resort Batang Kuis Wilfried intervensi harus sesuai keinginannya mencampuri tugas panitia teknis pemilihan mulai dari seksi-seksi dmeski ada interupsi dari penatua dan seluruh jemaat tak diindahkan Wilfried," ungkapnya.
Naifnya
lagi Wilfried menuding jemaat GKPI Serdang "Penyamun, pencuri, penipu
dan pendusta sehingga menyulut kemarahan jemaat GKPI Serdang tidak
mengakui Wilfried sebagai hamba Tuhan yang baik dan benar karena rasa
bersalah dan ketakutan akibat omongan dan tindakan Wilfried selalu di
kawal oknum polisi dan oknum Kodim pada tanggal 3, 10 Mei 2015 dan
kericuhan Minggu kemarin," tuturnya
Terkait
pembangunan Rumah Dinas Pendeta tanpa ada musyawarah dengan
Penatua-penatua atau pengurus Gereja Wilfried ambil alih sendiri baik
belanja bahan bangunan dan pengecatan rumah terkesan tak memiliki
penatua Gereja sehngga laporan pertanggung jawaban keuangan tidak ada
dilakukan sesuai petunjuk pelaksanaan (jutlak) dan pengangkatan calon
penatua tanpa prosedur jutlak atau peraturan gereja sang pendeta
mengangkat calon oknum yang diduga "bandar togel dan renternir"
sehingga terkesan perilaku dan tindakan Pdt Wilfried asal bapak senang
(ABS) melanggar visi-missi Gereja yang Am," tuturnya
Ditambahkan
Rajaguk-guk telah lima kali menyurati GKPI Pusat bahkan kami sudah
mengadakan kunjungan ke GKPI Pusat terkesan melakukan pembiaran maka
kami berharap agar Pusat mau memberikan solusi terbaik menarik kembali
SK Penempatan Pdt
Wilfried Ernanda Aritonang STh sebelum api berkobar dan berdarah-darah
sebab kami jemaat yang selama ini aman kondusif terkesan di pecah belah
sesama penatua, sesama jemaat san penatua dengan jemaat dan lebih tak
layak lagi Wilfried selalu dikawal oknum preman maka tidak pantas
sebagai hamba Tuhan yang digaji jemaat menakut-nakuti jemaat dan bila pusat tak meresponinya kami akan beralih bendera atau pindah gereja, imbhuh Aritonang tegas. Sebelumnya menurutnya pernah pulang dari Kantor Pusat GKPI menjelaskan bahwa ada tipikal jelek Pdt Wilfried
telah berulangkali melakukan kesalahan yang sama seperti diduga di Kota
Pinang
dan di Pekan Baru GKPI Pusat sudah pernah harus turun tangan maka
berdasarkan hal itulah kami tak ingin diobok-obok Wilfried saling
musuhan, dendam sebab di antara kami ada yang bersaudara juga menghimbau
agar GKPI Pusat menarik SK Wilfried mengirimkan pendeta yang baik,
benar yang takut akan Tuhan, imbuhnya
Sementara saat dikonfirmasi Media ini terkait masalah kejadian di GKPI
Serdang Pdt Wilfred menjawab, " Masalahnya panjang, kita pendeta juga
manusia dan masalah pasti ada kalau mau tau masalahnya tanya aja sama
mereka demikian ungkap pendeta tak banyak bicara masuk ke dalam
rumahnya sedangkan isterinya yang cantik mengaku-ngaku Br Tobing
(bohong) ternyata Br Purba bertahan duduk di antara beberapa jemaat di
GKPI Batang Kuis terkesan arogan.(Citra)