Senin, 20 Juli 2015

GKPI Pusat Dihimbau: SK Pdt WE Hutapea STh Ditarik

Kami Tak Inginkan Api Berkobar 
di Antara Jemaat dan Penatua


 
Deli Serdang 
Menghadapi berbagai macam tantangan dan rintangan selama perjalanannya. Hal ini adalah kesaksian nyata bahwa Gereja berasal dari Tuhan, sebagai pemenuhan dari janji Kristus. Jadi, Gereja bukan semata-mata organisasi manusia, meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa ada masa-masa di mana dipimpin oleh mereka yang tidak bijaksana, yang mencoreng nama Gereja dengan perbuatan-perbuatan mereka. Namun, kenyataannya, mereka tidak sanggup menghancurkan Gereja. Gereja adalah gedung, Gereja adalah rumah Allah, tempat beribadah, misa, atau merayakan ekaristi Umat Katolik atau Umat kristiani pada umumnya. Gereja adalah ibadat; Gereja adalah lembaga rohani yang menyalurkan kebutuhan manusia dalam relasinya dengan Allah lewat ibadat-ibadat. Atau, Gereja adalah lembaga yang mengatur dan menyelenggarakan ibadat-ibadat. Gereja adalah persekutuan Umat yang beribadah, untuk mempertahankan dan mempropagandakan seperangkat ajaran yang biasanya dirangkum dalam sebuah buku yang disebut Katekismus. Untuk bisa menjadi anggota Gereja, si calon harus mengetahui sejumlah ajaran/doktrin/dogma. Menjadi anggota Gereja berarti menerima sejumlah “kebenaran”.Tuhan Yesus Kristus Yang datang ke buni membawa damai dan keselamatan.
Kami tak menginginkan Polemik antara Jemaat Gereja GKPI Batang Kuis Kota Serdang Resort Serdang III Batang Kuis  dengan Pdt Wilfried dan Pagaran GKPI  Serdang, Pagaran Sintauli, Pagaran Segitiga, Batang Kuis Kota Serdang Resort Serdang III Batang Kuis Sayangnya kami menolak kehadiran Pdt Wilfried Ernanda Hutapea STh yang hendak berkotbah di GKPI Pagaran Serdang berujung ricuh tak terbendung sehingga Polsek Beringin memberikan pengamanan memanggil dua kubu yang bertikai antara Pdt Wilfried Ernanda Aritonang dan jemaat Serdang ke Polsek Beringin JL. Besar  Medan – P. Labu Desa Emplasmen Kualanamu Beringin L Pakam Deli Serdang Jl. Laksamana 5 Batang Kuis, Deli Serdang Minggu, (19/7)    

Pasalnya Menurut pengakuan penatua dan seluruh Jemaat  GKPI Batang Kuis dan  4 Pagarannya di Deli Serdang diwakili St M Sihombing menuturkan  yang menolak kehadiran Pdt Wilfried Ernanda, ” Kota karena selain memecah belah jemaat,  diktator tak mengayomi meski sang pendeta baru bertugas seumur jagung  terkesan, kami  merasa tidak memilki evoria nyaman dan kondusif. sesama jemaat, sesama penatua, sesama jemaat dan penatua terjadi adu domba karena oknum "roh pemecah" muncul membuat miris hati jemaat dan penatua  pada hal  sebelumnya semua jemaat dan penatua kompak dan damai, Urai St L Sihombing saat di Polsek Beringin
Kapolsek BerIngin AKP IWAN KURNIANTO, SH diwakli Kanit Polsek Beringin Ipda P.Sianturi hingga saat dikonfirmasi media ini menyebutkan, "Belum ada laporan baik dari pihak jemaat Serdang yang menolak pendeta dan Pdt Wilfried Ernanda Hutapea STh yang mengendarai dua mobil didampingi koleganya.  Kita hanya sebatas memanggil pendeta untuk dimintai keterangan saja terkait adanya kericuhan dalam upaya damai," demikian tutur Sianturi.

Jemaat Serdang didampingi Guru Jemaat Serdang  M. Marbun,  S Sitorus, St Manalu  Sintanauli ,  Silaban,  Segitiga  J. Gultom,  Batang Kuis Kota Simorangkir, Sihombing, Silaban, Marbun, dll diwakili St L  Sihombing bertutur Sesuai Surat kami Nomor: 741/P./1/X/2014 dan Surat  No: 02/S.II/IV/2015 pernyataan sikap bersama Penatua GKPI se Resort Serdang III terhadap Pdt Wilfried yang isinya menolak SK Pdt Wilfried dan memohon agar GKPI Pusat menarik kembali SK Pdt Wilfried  karena sebagai hamba Tuhan seharusnya untuk mengembangkan dan meningkatkan kehidupan rohani dan jasmani warga Jemaat, mengembangkan dan meningkatkan hubungan persekutuan yang baik dengan teman seiman dan masyarakat maupun lingkungan sekitarnya, dan taat pada Firman Tuhan di dalam Alkitab maupun Tata Gereja dan Peraturan Rumah Tangga dan Peraturan-peraturan GKPI lainnya, berpedoman pada Pokok-pokok Pemahaman Iman GKPI demikian jelasnya.
Dijelaskannya, "Membimbing, melayani dan memperlengkapi anggota Jemaat sebagai bagian dari imamat  am orang percaya sehingga semua sama-sama bertanggungjawab di bidang spiritual dan material, mencerminkan pelayanan Yesus Kristus, Gembala Agung dan Kepala Gereja dalam fungsi jabatannya, Pendeta mengemban tugas, memberitakan firman Allah dengan setia dan benar. tuturnya
Kemuddian menggembalakan domba-domba yang dipercayakan kepadanya sehingga tidak seorang pun dari domba itu hilang, sesuai dengan Tata Penggembalaan GKPI, mengamati dan menasihati dengan rendah hati dan sabar orang-orang yang menyimpang dari Firman Allah dan orang-orang lain agar jangan berbuat dosa, melaksanakan pelayanan rahmat Tuhan (diakonia), dengan mendorong usaha-usaha sosial di tengah Jemaat dan masyarakat serta mendoakan dan melayani anggota Jemaat, janda, yatim piatu, kaum bapak, kaum ibu, pemuda/i, remaja, anak-­anak, orang sakit, dan orang terpenjara agar mereka tetap hidup dalam iman, pengharapan, dan kasih Tuhan Yesus Kristus, tuturnya.
Lalu di tegaskannya justru Pendeta ini sering berbicara dengan arogan dengan intonasi tinggi tak berkarakter sebagai “Gembala” mengucapkan kalimat menakut-nakuti “Memecat, babak belur, hancur berkeping-keping” tutur Sihombing

Lebih lanjut Sihombing menuturkan keherannya, ” Saya WE Hutapea adalah pimpinan jemaat, apabila para penatua tak mau sepaham dengan saya akan saya pecat dan akan saya hancurkan hingga babak belur,” dan dalam khotbah Wilfried di tiap-tiap jemaat sering menyampaikan “Lebih baik 3 orang jemaat dating beribadah ke gereja dari pada seratus orang  dan akan saya jual gereja dan uangnya kita bagi-bagi ha..ha..ha , “ urainya  menirukan ucapan sang pendeta Wilfried terkesan ga waras alias ga beretika, imbuhnya.

Sementara dituturkan St Rajagukguk Pendeta GKPI berkewajiban, "Melaksanakan tugas-tugas jabatan Pendeta. memelihara nama baik gereja dan jabatan Pendeta, memupuk dan memelihara persaudaraan, kerjasama dan rasa setiakawan di antara sesama Pendeta GKPI, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam tugas pelayanan, membina dan memelihara kehidupan keluarga sebagaimana firman Tuhan di dalam I Timotius 3:5. bertutur kata dan berperilaku yang dituntut dari seorang pelayan (1Tim. 3:2-4, 8-9) taat dan melaksanakan ketentuan dan peraturan yang berlaku di GKPI, menciptakan dan memelihara hubungan ekumenis dengan para Pendeta dan Gereja-gereja tetangga, demikian paparnya
Dijelaskan Aritonang bahwa Pasal 89 Pemberhentian Pendeta sebagai Pegawai GKPI  Pendeta tersebut melakukan pelanggaran atau kesalahan dalam hal administrasi, peraturan, pengajaran, atau moral, atau melalaikan tugas dan kewajiban, yang tidak dapat lagi diperbaiki setelah Pendeta tersebut menempuh Penggembalaan Khusus sebagaimana diatur dalam Tata Penggembalaan GKPI.
Ditegaskan Aritonang terkait  Pdt Wilfried terkesan layaknya OKP memaksakan Program Janji Iman Gerakan Rp 1000.- (Seribu Rupiah) perhari  sebulan untuk di jalankan dan apabila tidak dilaksanakan jemaat maka Wilfried menyebutkan akan memberi sanksi tidak akan mendapat pelayanan dan Wilfried menentukan sendiri nilai nominal untuk tunjangan transpot, kesehatan,  baik untuk dirinya tanpa nelihat situasi kondisi toleransi tiap-tiap jemaat pagaran maupun resort, dan untuk pemilihan salah satu  Calon Bishop pun Wilfried mengekspos dalam khotbahnya menyebutkan, “Ia harus memilih calon yang sepaham dengannya di Sinode Am Periode (SAP) ke XX 2015 seraya menyebutkan nama salah satu calon Bishop adalah tidak etis,” urai St Rajaguk-guk

Memonopoli surat masuk dan surat ke luat selalu dilakukan Wilfried tanpa berkoordinasi dan konfirmasi kepada pengurus resort sehingga nomor surat keluar tidak berurutan dengan surat yang dibuat oleh sekretaris resort dan Wilfried menyebutkan bahwa Jemaat Resort Serdang III sangat aneh sebab ketika penatua mengajak pendeta untuk melayani kebaktian atau partangiangan weiyk sang pendeta Wilfried menolak dengan alas an “Bukan Tugas Pendeta, Bah!” dan Pemilihan Pengurus Harian Jemaat Resort Batang Kuis Wilfried intervensi harus sesuai keinginannya  mencampuri tugas panitia teknis pemilihan mulai dari seksi-seksi dmeski ada interupsi dari penatua dan seluruh jemaat tak diindahkan Wilfried," ungkapnya. 
Naifnya lagi Wilfried menuding jemaat GKPI Serdang "Penyamun, pencuri, penipu dan pendusta sehingga menyulut kemarahan jemaat GKPI Serdang tidak mengakui Wilfried sebagai hamba Tuhan yang baik dan benar  karena rasa bersalah dan ketakutan akibat omongan dan tindakan Wilfried selalu di kawal oknum polisi dan oknum Kodim pada tanggal 3, 10 Mei 2015 dan kericuhan Minggu kemarin," tuturnya
Terkait pembangunan Rumah Dinas  Pendeta tanpa ada musyawarah dengan Penatua-penatua atau pengurus Gereja Wilfried ambil alih sendiri baik belanja bahan bangunan dan pengecatan rumah terkesan tak memiliki penatua Gereja sehngga laporan pertanggung jawaban keuangan tidak ada dilakukan sesuai petunjuk pelaksanaan (jutlak) dan pengangkatan calon penatua tanpa prosedur jutlak atau peraturan gereja sang pendeta mengangkat calon oknum yang diduga  "bandar togel dan renternir" sehingga terkesan perilaku dan tindakan Pdt Wilfried asal bapak senang (ABS) melanggar visi-missi Gereja yang Am," tuturnya
Ditambahkan Rajaguk-guk telah lima kali menyurati GKPI Pusat bahkan kami sudah mengadakan kunjungan ke GKPI Pusat terkesan melakukan pembiaran maka kami berharap agar Pusat mau memberikan solusi terbaik menarik kembali SK Penempatan Pdt Wilfried Ernanda Aritonang STh sebelum api berkobar dan berdarah-darah sebab kami jemaat yang selama ini aman kondusif terkesan di pecah belah sesama penatua, sesama jemaat san penatua dengan jemaat dan lebih tak layak lagi Wilfried selalu dikawal oknum preman maka tidak pantas sebagai hamba Tuhan yang digaji jemaat menakut-nakuti jemaat dan bila pusat tak meresponinya kami akan beralih bendera atau pindah gereja, imbhuh Aritonang tegas. Sebelumnya menurutnya pernah pulang dari Kantor Pusat GKPI menjelaskan bahwa ada tipikal jelek Pdt Wilfried  telah berulangkali melakukan kesalahan yang sama seperti diduga di Kota Pinang dan di Pekan Baru GKPI Pusat sudah pernah harus turun tangan maka berdasarkan hal itulah kami tak ingin diobok-obok Wilfried saling musuhan, dendam sebab di antara kami ada yang bersaudara juga menghimbau agar GKPI Pusat menarik SK Wilfried  mengirimkan pendeta yang baik, benar yang takut akan Tuhan, imbuhnya
Sementara saat dikonfirmasi Media ini terkait masalah kejadian di GKPI Serdang Pdt Wilfred menjawab, " Masalahnya panjang, kita pendeta juga manusia dan masalah pasti ada kalau mau tau  masalahnya tanya aja sama mereka demikian ungkap pendeta tak banyak bicara masuk ke dalam rumahnya  sedangkan isterinya yang cantik mengaku-ngaku  Br Tobing (bohong) ternyata Br Purba bertahan duduk di antara  beberapa jemaat di GKPI Batang Kuis terkesan arogan.(Citra)