Sabtu, 28 Desember 2013

Hendra Koban PHK Atas Permintaan Petinggi PT Citra Robin Sarana



Yth: Direksi PT CITRA ROBIN SARANA
Fadli Srinaga
di Tempat
 Dengan tidak mengurangi rasa hormat kami pada Bapak Direksi,  melalui media ini saya Hendra Sidabutar seturut UUD Tahun 1945 Pasal 28 (bebas mengeluarkan pendapat) memohon perhatian  sangat dari Bapak untuk mau membantu menyelesaikan masalah saudara Hendra Sidabutar, korban PHK sepihak diduga atas permainan anak buah Bapak yang nakal, tega menzolimi dan tak peduli nasib saya anak bangsa yang telah bekerja dengan sangat baik, namun pembalasan yang saya terima tak sesuai UU N0 13 Tahun 1999 tentang ketenagakerjaan dan KUHP Pasal 333 dan HAM.

Bahwa, "Perusahan besar sejatinya  identik dengan, kehormatan, sosial, budaya dan  hukum yang berkeadilan, mensejahterakan karyawan atau pun buruhnya, namun di alam merdeka serasa belum merdeka  karena diduga ada oknum-oknum yang punya jabatan lumayan di perusahaan mau  mencederai perusahaan, merusak citra nama perusahaan mau mengambil keuntungan hak buruh dengan modus tertentu tanpa  diketahui ownner atau penusaha seperti tuturan Hendra (49) warga jln Binjai dipaksa tanda tangani pengunduran diri pihak PT Citra Robin Sarana Jln Paya Bakung Km 15 Jln Binjai Deli Serdang."

 Setelah 23 Tahun bekerja Hendra mengalami kecelakaan kerja di perusahaan  kondisi 3 jari tangan dan jari kaki 2 putus, uang pesangon termasuk gaji diterimanya hanya  Rp 6,5 juta alasan kalau mengndurkan diri tak dilapor ke polisi karena bertengkar dengan Lim Han Hui teman Hendra.  karena  Hendra buta hukum dan lugu, Hendra  meminta agar melaporkan pada keluarga dulu, karena dipaksa, diintimidasi oleh Syarifuddin (HRD) dan kawan-kawannya,"Ala Kompeni/Komunis"  maka dengan terpaksa Hendra menanda tangani pengunduran diri atas permintaan perusahaan, tapi ternyata Hendra ditipu perusahaan sepakat bersama Lim Han Hui membuat laporan di Polsek Sunggal kasus 352 KUHP. Sebelumnya Hendra sudah memberikan uang damai Rp 2jt diantar ke rumah Lim Han Hui atas permintaan Lim Han Hui disaksikan isteri saya(Hendra) dan Kepling.

Setelah itu saya berjualan di Porsea Tobasa untuk memenuhi kebutuhan isteri dan anak-anak saya,  selang beberapa lama Hendra kaget ada panggilan polisi maka saya bangkit melawan karena merasa hak azasi saya diperkosa maka Hendra  akan berjuang, tindakan Lim Han Hui dan oknum petinggi PT Citra Robin Sarana yang besar itu ke Disnaker Sumut Jln Pondok Kelapa Medan dengan penuh harapan ada solusi dari owner perushaan. Pertanyaan Patutkah saya menuntut Hak saya (Hendra Sidabutar)? itupun diserahkan  di jalanan  simpang Paya Bakung  sebesar Rp 6,5 jt, apakah pantas?  Berapakah pesangon, uang penghargaan dan pengganti perobatan (kesehatan) yang patut saya terima dari perusahaan PT Citra Robin Sarana sebagai jabatan Supervisor gaji Rp 3 Jt, Pak?

Atas perhatian Bapak Direktur mau memanggil Hendra dan bawan Bapak serta dapat menyelesaikan kasus ini,  kami ucapkan semoga Bapak sekeluarga dan karyawan diberikan khitmat akal budi Sorgawi, Terima kasih. Salam!


Medan 28 Desember 2013
Hormat Kami

 ttd
Hendra Sidabutar

Minggu, 24 November 2013

Pentingnya Kesehatan

SAMBUT HARI LANSIA SEDUNIA KECAMATAN MEDAN SELAYANG GELAR BAKTI SOSIAL

 Pentingnya Meningkatkan Kesehatan

Dalam rangka menyambut hari lanjut usia (lansia) sedunia tahun 2013 Kecamatan Medan selayang Plt Walikota Medan Drs HT Dzulmi Eldin SMSi yang meninjau langsung pelaksanaan acara bakti sosial mengapresiasi kegiatan yang digelar TP PKK Medan Selayang serta kelompok pengajian Al Hidayah terhadap para lansia ini dimana kegiatan Pelayanan kesehatan gratis ini adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya para lansia.dalam even ini  anggota TP- PKK Kecamatan Medan Selayang, ibu ibu kelompok pengajian Al Hidayah Medan Selayang yang bekerja sama dengan Yayasan Surya Kebenaran Internasional (YSKI) menggelar Bakti Sosial Pelayanan Kesehatan Gratis di Kantor Camat Medan Selayang, Rabu (20/11/2013).
 

Eldin menuturkan, kegiatan bakti sosial pelayanan kesehatan gratis yang dilakukan Pemko Medan dalam hal ini Kecamatan Medan Selayang bekerja sama dengan YSKI adalah dalam rangka memperingati hari lansia sedunia yang bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat masyarakat, meningkatkan kesehatan masyarakat, serta Pemko Medan dan Stake holdernya menginginkan agar masyarakat kota Medan tetap sehat, hari ini, besok dan lusa serta hari yang akan datang,

Selanjutnya Eldin mengingatkan kepada masyarakat Kota Medan bahwa betapa pentingnya kesehatan untuk itu apapun tugas dan kegiatan kita dan apapun pekerjaan kita yang paling utama adalah harus menjaga kesehatan , imbaunya.

Menurut Eldin, pelaksanaan bakti sosial pelayanan kesehatan gratis ini untuk memotivasi masyarakat agar mereka mau menjaga kesehatannya, untuk diri sendiri, keluarga, dan kita harus saling mengingatkan bahwa kesehatan adalah penting untuk bisa kita berusaha dan beraktifitas guna menafkah , ungkapnya.

Sementara itu Ketua YSKI drg Anita dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, �YSKI bersama Pemko Medan sangat peduli dengan kesehatan masyarakat Kota Medan untuk itu dalam rangka menyambut hari lansia sedunia kami melaksanakan bakti sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat , katanya
Dikatakan Anita, saat ini kami lebih memfokuskan kepada lansia, karena para lansia ini lebih renta terkena penyakit hal ini terbukti setelah dilaksanakan pengecekan ternyata ada salah satu peserta yang tidak mengetahui kadar gula di dalam tubuhnya sangat tinggi hal ini sungguh berbahaya dimana dapat berakibat fatal , ungkapnya.

Hadir pada acara bakti sosial pelayana kesehatan gratis ini Camat Medan Selayang Zulfahri Ahmadi S Sos, ketua TP PKK Kecamatan Medan Selayang Nyonya Zulfahri Ahmadi, para Lurah se Kecamatan Medan Selayang, unsure Forum Komunikasi Pimpinan daerah kecamatan Medan Selayang, dan tokoh masyarakat Medan Selayang.

Dalam bakti sosial ini terdapat banyak pelayanan kesehatan gratis yaitu pemeriksaan kesehatan secara gratis berupa pemeriksaan gula darah, pemeriksaan asam urat, pemberian kaca mata baca, pemberian perlengkapan mandi seperti, sabun mandi gosok gigi serta odol dan jumlah peserta yang hadir sebanyak 600 orang lansia.(Ulie)


Jumat, 04 Oktober 2013

Mari Doakan PLN Kembali ke Jalan Benar!


Hendri Parwanti Caleg Nomor 6 Dapil I Gunug Sitoli :   Mari Doakan PLN Kembali ke Jalan Yang Benar!
 
Listrik merupakan kebutuhan vital dalam dunia ini apalagi bagi pelaku ekonomi, bisnis, rumah tangga, instansi pemerintah, swasta, pabrik, kaum Ibu atau Perempuan yang paling perlu melakukan aktivitas saat melahirkan di rumah sakit, kalau malam hari wah apa lagi....pokoknya semua butuh listrik. 
.
Mari kita sadari kalau perempuan merupakan tiang negara marah-marah apa jadinya tuh....makanya PLN jangan melek ungkap “Caleg Perempuan” ini dengan tegas mendukung tuntutan rakyat dengan segala bentuk aktivitas rakyat dan PLN  dengan identitas telah membantu masyarakat jangan setengah hati lah....apalagi kaum pelaku sosial, kesehatan, pendidikan, keamanan, politik, dan  ekonomi  dengan track record yang dimiliki PLN selama ini tak dapat dipertahankan karena ada sesuatu masalah tidak terbuka pada rakyat, jadi PLN mau terbuka pada Kejatisu atau KPK? Hendaknya PLN jangan begitu juga lah yaah.....ujarnya.
 
PLN harus hati-hati lho kalau kami kaum perempuan masih mengalah, nah kalau perempuan marah, gawat kan? Jadi PLN pun harus mau mengalah lho...karena kami kaum perempuan masih mau ngalah..Selama berada di tengah masyarakat PLN harus dapat melaksanakan kinerjanya ketingkat profesionalan sasaran dan gebrakan spektakuler  penyelesaiannya   dengan cepat dan tepat sasaran, agar rakyat jangan marah. Mesin tinggal angkat dari mana saja gampang, kan semua pakai uang rakyat, uang rakyat banyak mau dikemanakan itu semua?
Hal ini disampaikan calon legislatif (DPRD) Tingkat II Daerah Pemilihan I Nomor 6 Kota Gunung Sitoli  dari Partai Hanura  bernama Hendri Parwanti sangat prihatin banyaknya kasus-kasus di negara kita belum tuntas sudah tambah lagi...PLN selain kasus  Trafficking, Kesehatan, Kekerasan  dan intimidasi  terhadap perempuan dalam lingkungan kerja, rumah tangga.   Selain itu masalah politik. korupsi, proyek-proyek fiktif, ketenaga-kerjaan,  Kesehatan, pendidikan,  pekerja seks komersial  itu masalah kesetaraan gender dan kemiskinan,  pembunuhan, bunuh diri  di kota-kota besar hingga pedesaan, demikian diungkapkannya dengan terbuka  dan senang saat disampaikan Media ini, lewat HP selulernya dari Gunung Sitoli, Sabtu (5/10).
Hendri Purwanti menyampaikan kalau masyrakat mengkritisi karena peduli pada PLN agar cepat berbuat yang terbaik pula ungkap Parwanti yang  telah menikah dengan Drs Firman Harefa SPd MSi dikaruniai Tuhan Tiga Anak ini  termotivasi  masalah di atas ia mencalonkan diri atas panggilan jiwanya yang memiliki keinginan luhur dari suami, keluarga dan dorongan masyarakat yang melihatnya memiliki aura manis yang baik, ramah, keibuan dan penyang ini terobsesi untuk membangun Nias dari ketertinggalan dari multi masalah, memohon “Doa restu masyarakat dengan kerendahan hati dapat memberangkatkan menjadi Caleg Tingkat II Kota Nias Dapil I Nomor 6 Partai Hanura mengakui banyak perempuan sudah sukses
Hendri Purwanti merupakan isteri tercinta Drs Firman Harefa SPd, MSi mantan Sekretaris Daerah Pemko Nias lahir di Pekan Baru, 2 Mei 1962 lalu, tamatan SD (Sekolah Dasar) Mardisiwi Tahun 1967-1973, SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama) Negeri Padang, Tahun 1973-1976 dan SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas) Negeri I Padang juga.
Riwayat pekerjaan Hendri Parwanti yang rajin, lincah dan selalu ceria ini bekerja sebagai karyawan di PT Astra Padang Tahun 1982-1984, kemudian kiprah ke Ibukota Negara, di PT Astra Cabang Hasyim Ashari Jakarta Tahun 1984-1985 dan di PT Mugi Jakarta Tahun 1988-2010.
Wanita yang memiliki tiga orang anak ini menuturkan dengan kerendahan hatinya yang tulus menyampaikan sebagai Ibu Tumah Tangga  bahwa pengalamannya di Perusahaan membuat keinginan dan hasratnya dibarengi mentalnya kuat sesuai jati dirinya sebagai mantan Ibu Dharmawanita semua terujud dan terwujud adalah berkat kasih dari Tuhan, dan dari sesama insan manusia tidak terlepas lah yah, ujar Hendri Parwanti.
Menurutnya hidup ini harus dapat berbagi rasa kepada sesama baik susah maupun senang kita harus ingat bahwa kita ada karena kita mau saling ada di tengah masyarakat sebagai perekat mengikat tali-asih secara dekat tidak boleh sesat meskipun tubuh kita penat tekat harus tetap bersahabat agar selamat, tutur Hendri Parwanti.
Diakuinya, “Keinginan luhurnya bila duduk menjadi Anggota  Legislatif di Gunung Sitoli  dapat bersinergi dan menerapkan untuk  menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah khususnya masalah gender perempuan keterwakilannya memberikan sesuatu yang spektakuler itu nantinya dan saat ini masih rahasia, lho...kalau diberitahu sekarang nanti diambil orang ide, gagasan, dan maksud saya itukan?”ujar Ny Firman Harefa sambil tersenyum.
Fenomena Partisipasi perempuan dan politik telah mendapat kempat yang strategis menjadi perhatian serius jadi  kita harus bekerja serius dan fokus untuk mengemas isu dan memecahkan segala isu krusial yang ada di tengah masyarakat.
“Paling tidak caleg perempuan harus mampu menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka bisa untuk membawa perubahan pembangunan, hal ini harus dibuktikan dengan menunjukkan apa yang telah kita lakukan dengan karya nyata bagi masyarakat melalui lingkungan kita masing-masing sebelum menjadi caleg, misalnya selama berkiprah di dunia politik, berkaitan dengan proses penggunaan listrik berapa mega wat  yang telah dijalankan PLN harus terima dikritisi masyarakat apalagi kaum perempuan dalam kelembutanya tersirat kalau marah hebat,  serta seberapa lama lagi PLN bertahan menahan amarah rakyat  Sehingga PLN akan di direkrut menjadi PLS atau (Perusahaan Listrik Swasta) apa mau? bukan sekadar dieksploitasi untuk memenuhi kuota listrik tetapi memang kalau tak mampu melaksanakan tugasnya. Perlu juga ada persaingan terhadap PLN kalau benar-benar tak mampu menjalankan maka perlu berkompetisi dan memiliki kapasitas PLN tak dapat diselamatkan lagi karena  pada dasarnya oknum-oknum di PLN selama ini memiliki kemampuan luar biasa   yang telah melekat dalam negara tentu kalau ada saingn yang jauh berbeda dengan akan terbentuknya perusahaan listrik swasta apa mungkin? Berkaitan dengan ketelitian dalam menyelesaikan sesuatu dan sifat perempuan yang selalu lembut menggunakan pendekatan hati dan kasih sayang dan tidak merendahkan orang lain dan secara esensial kita tak takut terhadap apapun masalah yang kita hadapi dalam menyelesaikan segala persoalan harus cepat, tepat sasaran maka api tidak jadi berkobar dilakukan masyarakat. Kasus tak ada yang tak terselesaikan harus kita Aminni dengan keyakinan dan tekad luhur pasti Tuhan akan jawab persoalan hidup kita.  Mari kita doakan PLN kembali kejalan yang benar.   (Nurlince Hutabarat)



Murniati Sinaga SPd: 
Fenomena Kritik Bagi Guru
Medan, Media Rakyat                                                                                                                                     
 Fenomena kritik yang dilontarkan di tengah masyarakat terhadap keberadaan guru, yang terkesan ‘tidakberdaya’ menghadapi derasnya arus globalisasi termasuk ide-ide ideal yang disampaikan baik dari pemerintah, DPR, akademisi, LSM (Lembaga Swadaya masyarakat) maupun kalangan lainnya, diakuinya karena,  “Masih adanya guru yang lebih senang menggunakan suatu produk pembelajaran yang bersifat ’instan’ daripada berlatih mendesain sendiri, karena hal tersebut sebagai bukti belum teraktualisasinya kompetensi guru.”
Menanggapi fenomena ini Murniati Sinaga SPd Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri 060882 di Jln Abdullah Lubis Medan, Sabtu, (5/10) kepada Media Rakyat menjelaskan, “Masih adanya guru yang lebih senang dan bangga menjadi satu-satunya sumber belajar tanpa berpikir perlunya berinteraksi dengan ’makhluk’ lain selain dirinya. Menjadi pewarta materi dengan peserta didik yang duduk senang tanpa ‘perlawanan’, juga menjadi kebanggaannya. Padahal keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran merupakan conditio sine qua non atau mutlak dilakukan.” Demikian ungkap Murniati
Selanjutnya dituturkan Murniati, “Masih adanya guru yang lebih senang menggunakan ’ancaman’ untuk mengingatkan peserta didik daripada menerapkan teknik-teknik profesionalnya saat dididik menjadi guru sebelumnya. Padahal guru sudah mempelajari kaedah dan teori pemberian reward dan memahami bahwa memberikan reward bagi peserta didik merupakan kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan dan menjadi bagian yang utuh dalam proses pembelajaran, juga terlihat adanya guru yang masih asing bahkan sinis terhadap inovasi tapi suka menganggukkan kepala tanda setuju tanpa memikirkan secara mendalam makna anggukan kepala tersebut. Gurupun terlihat ’kebingungan’ ketika datang suatu perubahan tanpa mencerna terlebih dahulu makna perubahan tersebut,” tutur Murniati

 “Masih adanya guru yang lebih senang menyimpan alat peraga secara rapi di lemari daripada memanfaatkan alat tersebut guna kepentingan proses pembelajaran. Padahal guru sudah belajar tentang teori perkembangan kognitifnya Piaget dan telah memahami sejak dari dulunya, bahwa pembelajaran dengan alat peraga lebih bermakna daripada pembelajaran tanpa alat peraga, dan masih adanya guru yang tidak mau belajar membuat karya ilmiah dan lebih senang dengan pilihan golongan kepegawaiannya tetap di IVA, sehingga merasa ”bebas administrasi”. Ada juga guru yang senang menggunakan peserta didiknya sebagai objek ’les privat’ dengan memberikan perhatian khusus bagi peserta didik yang mengikuti les privatnya,” jelasnya lagi

Kondisi-kondisi tersebut disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari guru itu sendiri dan faktor lainnya yang berasal dari luar. Faktor-faktor tersebut, antara lain :
Kurangnya minat guru untuk menambah wawasan sebagai upaya menaikkan tingkat profesionalitasnya, sebab bertambah atau tidaknya pengetahuan serta kemampuan dalam melaksanakan tugas rutin dianggap tidak berpengaruh langsung terhadap pendapatan yang diperolehnya.
 Penghasilan yang diperoleh guru masih belum mampu memenuhi hidup harian keluarga secara mencukupi, meskipun sudah ada upaya pemerintah untuk menaikkan penghasilan guru dengan program peningkatan kualifikasi dan sertifikasi guru karena pemerintah telah ‘menjanjikan’ akan menaikkan gaji guru dan dosen hingga 300 persen, dengan berbagai persyaratan harus memenuhi kompetensi dan sertifikasi,

Terkait Pembelajaran perlu dirancang dan dilaksanakan dengan  memperhatikan konteks siswa (akademis, spiritual, psikis, fisik, budaya, ekonomis mengajak siswa masuk ke dalam pengalaman belajar, baik langsung maupun tidak langsung. Belajar di sini bukan hanya menyangkut aktivitas otak atau pikiran (kognitif), tetapi juga melibatkan seluruh pribadi, perasaan, dan kemauan (afektif). Belajar perlu melibatkan dimensi afektif dengan mencoba merasakan dan mengalami kebenaran yang diperolehnya mengajak siswa berefleksi untuk menemukan maksud, tujuan, nilai, makna, dan manfaat dari pengalaman belajar. Refleksi ini amat penting karena akan meningkatkan perkembangan dalam bidang emosi, pengetahuan, rasa sosial, kerohanian,  melaksanakan apa yang disadari dalam refleksi sebagai baik, benar, dan bermanfaat dalam perbuatan nyata. Aksi menunjukkan pertumbuhan batin seorang siswa berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan, kemudian dimanifestasikan secara lahiriah dalam perbuatan,  melaksanakan evaluasi (tes) untuk mengukur/melihat keberhasilan akademis siswa dalam belajar, Kecuali bidang akademik, yang perlu dievaluasi adalah perkembangan kepribadian siswa
Sementara pengakuan Murniati kalau di SDN 060882 mudah-mudahan belum ada karena kita terus memonitoringnya dan saya hadir setiap saat memberikan arahan dalam brifing untuk memajukan sekolah ini namun karena siswanya semakin tahun semakin berkurang karena pengaruh di tengah kota Medan dan pengaruh Keluarga Berencana (KB), imbuh Murniati Sinaga SPd  (Herry/Salomo)