Listrik merupakan kebutuhan vital dalam dunia ini apalagi bagi pelaku ekonomi, bisnis, rumah tangga, instansi pemerintah, swasta, pabrik, kaum Ibu atau Perempuan yang paling perlu melakukan aktivitas saat melahirkan di rumah sakit, kalau malam hari wah apa lagi....pokoknya semua butuh listrik. 
.
Mari kita sadari kalau perempuan merupakan tiang negara marah-marah apa jadinya tuh....makanya PLN jangan melek ungkap “Caleg Perempuan” ini dengan tegas mendukung tuntutan rakyat dengan segala bentuk aktivitas rakyat dan PLN  dengan identitas telah membantu masyarakat jangan setengah hati lah....apalagi kaum pelaku sosial, kesehatan, pendidikan, keamanan, politik, dan  ekonomi  dengan track record yang dimilikiPLN selama ini tak dapat dipertahankan karena ada sesuatu masalah tidak terbuka pada rakyat, jadi PLN mau terbuka pada Kejatisu atau KPK? Hendaknya PLN jangan begitu juga lah yaah.....ujarnya.
 
PLN harus hati-hati lho kalau kami kaum perempuan masih mengalah, nah kalau perempuan marah, gawat kan? Jadi PLN pun harus mau mengalah lho...karena kami kaum perempuan masih mau ngalah..Selama berada di tengah masyarakat PLN harus dapat melaksanakan kinerjanya ketingkat profesionalan sasaran dan gebrakan spektakuler  penyelesaiannya   dengan cepat dan tepat sasaran, agar rakyat jangan marah. Mesin tinggal angkat dari mana saja gampang, kan semua pakai uang rakyat, uang rakyat banyak mau dikemanakan itu semua?
Hal ini disampaikan calon legislatif (DPRD) Tingkat II Daerah Pemilihan I Nomor 6 Kota Gunung Sitoli  dari Partai Hanura  bernama Hendri Parwanti sangat prihatin banyaknya kasus-kasus di negara kita belum tuntas sudah tambah lagi...PLN selain kasus  Trafficking, Kesehatan, Kekerasan  dan intimidasi  terhadap perempuan dalam lingkungan kerja, rumah tangga.   Selain itu masalah politik. korupsi, proyek-proyek fiktif, ketenaga-kerjaan,  Kesehatan, pendidikan,  pekerja seks komersial  itu masalah kesetaraan gender dan kemiskinan,  pembunuhan, bunuh diri  di kota-kota besar hingga pedesaan, demikian diungkapkannya dengan terbuka  dan senang saat disapa Media Rakyat, usai acara pembekalan 1200 caleg Partai Hanura Medan, Sabtu (5/10).
Hendri Purwanti menyampaikan kalau masyrakat mengkritisi karena peduli pada PLN agar cepat berbuat yang terbaik pula ungkap Parwanti yang  telah menikah dengan Drs Firman Harefa SPd MSi dikaruniai Tuhan Tiga Anak ini  termotivasi  masalah di atas ia mencalonkan diri atas panggilan jiwanya yang memiliki keinginan luhur dari suami, keluarga dan dorongan masyarakat yang melihatnya memiliki aura manis yang baik, ramah, keibuan dan penyang ini terobsesi untuk membangun Nias dari ketertinggalan dari multi masalah, memohon “Doa restu masyarakat dengan kerendahan hati dapat memberangkatkan menjadi Caleg Tingkat II Kota Nias Dapil I Nomor 6 Partai Hanura mengakui banyak perempuan sudah sukses
Hendri Purwanti merupakan isteri tercinta Drs Firman Harefa SPd, MSi mantan Sekretaris Daerah Pemko Nias lahir di Pekan Baru, 2 Mei 1962 lalu, tamatan SD (Sekolah Dasar) Mardisiwi Tahun 1967-1973, SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama) Negeri Padang, Tahun 1973-1976 dan SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas) Negeri I Padang juga.
Riwayat pekerjaan Hendri Parwanti yang rajin, lincah dan selalu ceria ini bekerja sebagai karyawan di PT Astra Padang Tahun 1982-1984, kemudian kiprah ke Ibukota Negara, di PT Astra Cabang Hasyim Ashari Jakarta Tahun 1984-1985 dan di PT Mugi Jakarta Tahun 1988-2010.
Wanita yang memiliki tiga orang anak ini menuturkan dengan kerendahan hatinya yang tulus menyampaikan sebagai Ibu Tumah Tangga  bahwa pengalamannya di Perusahaan membuat keinginan dan hasratnya dibarengi mentalnya kuat sesuai jati dirinya sebagai mantan Ibu Dharmawanita semua terujud dan terwujud adalah berkat kasih dari Tuhan, dan dari sesama insan manusia tidak terlepas lah yah, ujar Hendri Parwanti.
Menurutnya hidup ini harus dapat berbagi rasa kepada sesama baik susah maupun senang kita harus ingat bahwa kita ada karena kita mau saling ada di tengah masyarakat sebagai perekat mengikat tali-asih secara dekat tidak boleh sesat meskipun tubuh kita penat tekat harus tetap bersahabat agar selamat, tutur Hendri Parwanti.
Diakuinya, “Keinginan luhurnya bila duduk menjadi Anggota  Legislatif di Gunung Sitoli  dapat bersinergi dan menerapkan untuk  menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah khususnya masalah gender perempuan keterwakilannya memberikan sesuatu yang spektakuler itu nantinya dan saat ini masih rahasia, lho...kalau diberitahu sekarang nanti diambil orang ide, gagasan, dan maksud saya itukan?”ujar Ny Firman Harefa sambil tersenyum.
Fenomena Partisipasi perempuan dan politik telah mendapat kempat yang strategis menjadi perhatian serius jadi  kita harus bekerrius dan fokus untuk mengemas isu dan memecahkan segala isu krusial yang ada di tengah masyarakat.
“Paling tidak caleg perempuan harus mampu menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka bisa untuk membawa perubahan pembangunan, hal ini harus dibuktikan dengan menunjukkan apa yang telah kita lakukan dengan karya nyata bagi masyarakat melalui lingkungan kita masing-masing sebelum menjadi caleg, misalnya selama berkiprah di dunia politik, berkaitan dengan proses penggunaan listrik berapa mega wat  yang telah dijalankan PLN harus terima dikritisi masyarakat apalagi kaum perempuan dalam kelembutanya tersirat kalau marah hebat,  serta seberapa lama lagi PLN bertahan menahan amarah rakyat  Sehingga PLN akan di direkrut menjadi PLS atau (Perusahaan Listrik Swasta) apa mau? bukan sekadar dieksploitasi untuk memenuhi kuota listrik tetapi memang kalau tak mampu melaksanakan tugasnya. Perlu juga ada persaingan terhadap PLN kalau benar-benar tak mampu menjalankan maka perlu berkompetisi dan memiliki kapasitas PLN tak dapat diselamatkan lagi karena  pada dasarnya oknum-oknum di PLN selama ini memiliki kemampuan luar biasa   yang telah melekat dalam negara tentu kalau ada saingn yang jauh berbeda dengan akan terbentuknya perusahaan listrik swasta apa mungkin? Berkaitan dengan ketelitian dalam menyelesaikan sesuatu dan sifat perempuan yang selalu lembutmenggunakan pendekatan hati dan kasih sayang dan tidak merendahkan orang lain dan secara esensial kita tak takut terhadap apapun masalah yang kita hadapi dalam menyelesaikan segala persoalan harus kita Aminni dengan keyakinan dan tekad luhur pasti Tuhan akan jawab persoalan hidup kita.  Mari kita doakan PLN kembali kejalan yang benar.                                            (Nurlince Hutabarat)