Medan,                                                                                                                                                        Sesuai UU Nomor 31 Tahun 2002 dan UU Nomor Nomor 12 Tahun 2003 Pasal 65 keterwakilan perempuan 30 % dalam  Pemilu  2014 nanti secara representatif baik secara teoretis dan praktis  dalam pasal 28 UUD Tahun 1945 merupak hak setiap warga negara memberikan suara memilih dan dipilih sebagai keterwakilan calon legislatif.
Perempuan merupakan tiang negara maka “Caleg Perempuan” identik dengan identitas sosial, kesehatan, pendidikan, keamanan, politik, dan  ekonomi  dengan track record yang dimiliki  caleg perempua masalah perempuan  selama berada di tengah masyarakat harus kita tingkatkan  sasaran dan gebrakan spektakuler  penyelesaiannya   dengan cepat dan tepat sasaran.
Hal ini disampaikan calon legislatif (DPRD) Tingkat II Daerah Pemilihan I Nomor 6 Kota Gunung Sitoli Nias dari Partai Hanura  bernama Hendri Parwanti sangat prihatin banyaknya kasus perempuan seperti Kasus Trafficking, Kesehatan, Kekerasan  dan intimidasi  terhadap perempuan dalam lingkungan kerja, rumah tangga.   Selain itu masalah politik. korupsi, proyek-proyek fiktif,  ketenaga-kerjaan,  Kesehatan, pendidikan,  pekerja seks komersial  itu masalah kesetaraan gender dan kemiskinan,  pembunuhan, bunuh diri  di kota-kota besar hingga pedesaan, demikian diungkapkannya dengan terbuka  dan senang saat disapa Media Rakyat, usai acara pembekalan 1200 caleg Partai Hanura di Hotel Tiara Jln Cut Mutia Medan, Minggu (25/8).
Hendri Purwanti telah menikah dengan Drs Firman Harefa SPd MSi dikaruniai Tuhan Tiga Anak ini menuturkan  termotivasi  masalah di atas ia mencalonkan diri atas panggilan jiwanya yang memiliki keinginan luhur dari suami, keluarga dan dorongan masyarakat yang melihatnya memiliki aura manis yang baik, ramah, keibuan dan penyang ini terobsesi untuk membangun Nias dari ketertinggalan dari multi masalah, memohon “Doa restu masyarakat dengan kerendahan hati dapat memberangkatkan menjadi Caleg Tingkat II Kota Nias Dapil I Nomor 6 Partai Hanura mengakui banyak perempuan sudah sukses
Hendri Purwanti merupakan isteri tercinta Drs Firman Harefa SPd, MSi mantan Sekretaris Daerah Pemko Nias lahir di Pekan Baru, 2 Mei 1962 lalu, tamatan SD (Sekolah Dasar) Mardisiwi Tahun 1967-1973, SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama) Negeri Padang, Tahun 1973-1976 dan SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas) Negeri I Padang juga.
Riwayat pekerjaan Hendri Parwanti yang rajin, lincah dan selalu ceria ini bekerja sebagai karyawan di PT Astra Padang Tahun 1982-1984, kemudian kiprah ke Ibukota Negara, di PT Astra Cabang Hasyim Ashari Jakarta Tahun 1984-1985 dan di PT Mugi Jakarta Tahun 1988-2010.
Wanita yang memiliki tiga orang anak ini menuturkan dengan kerendahan hatinya yang tulus menyampaikan sebagai Ibu Tumah Tangga  bahwa pengalamannya di Perusahaan membuat keinginan dan hasratnya dibarengi mentalnya kuat sesuai jati dirinya sebagai mantan Ibu Dharmawanita semua terujud dan terwujud adalah berkat kasih dari Tuhan, dan dari sesama insan manusia tidak terlepas lah yah, ujar Hendri Parwanti.
Menurutnya hidup ini harus dapat berbagi rasa kepada sesama baik susah maupun senang kita harus ingat bahwa kita ada karena kita mau saling ada di tengah masyarakat sebagai perekat mengikat tali-asih secara dekat tidak boleh sesat meskipun tubuh kita penat tekat harus tetap bersahabat agar selamat, tutur Hendri Parwanti.
Diakuinya, “Keinginan luhurnya bilalak duduk di Legislatif dapat menerapkan dan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah khususnya masalah gender perempuan keterwakilannya memberikan sesuatu yang spektakuler itu nantinya dan saat ini masih rahasia, lho...kalau diberitahu sekarang nanti diambil orang ide, gagasan, dan maksud saya itukan?”ujar Ny Firman Harefa sambil tersenyum.
Fenomena Partisipasi perempuan dan politik telah mendapat kempat yang strategis menjadi perhatian serius jadi  kita harus bekerrius dan fokus untuk mengemas isu dan memecahkan segala isu krusial yang ada di tengah masyarakat.
“Paling tidak caleg perempuan harus mampu menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka bisa untuk membawa perubahan pembangunan, hal ini harus dibuktikan dengan menunjukkan apa yang telah kita lakukan dengan karya nyata bagi masyarakat melalui lingkungan kita masing-masing sebelum menjadi caleg, misalnya selama berkiprah di dunia politik, berkaitan dengan proses pengkaderan yang telah dijalankan caleg perempuan dalam parpol serta seberapa lama seorang caleg perempuan belajar dalam organisasi parpol. Sehingga perempuan direkrut menjadi caleg bukan sekadar dieksploitasi untuk memenuhi kuota tetapi memang direkrut karena benar-benar mampu berkompetisi dan memiliki kapasitas perempuan pada dasarnya memiliki kemampuan  yang telah melekat dalam diri seorang perempuan yang jauh berbeda dengan laki-laki. Berkaitan dengan ketelitian perempuan dalam menyelesaikan sesuatu dan sifat perempuan yang selalu lembut menggunakan pendekatan hati dan kasih sayang dan tidak merendahkan orang lain dan secara esensial kita tak usah takut terhadap apapun masalah yang kita hadapi dalam menyelesaikan segala persoalan harus kita Aminni dengan keyakinan dan tekad luhur pasti Tuhan akan jawab persoalan hidup kita. Amin!  (Nurlince Hutabarat)