Harian Sang Saka Merah Putih 45 Online
Media Online SSMP 45 Mengungkap Peristiwa Aktual
Sekretariat: Jln TA
Hamzah Gg Melati II No 32 Sei Agul Medan Sumatera Utara
No Telp: 061-8443168 HP
0813 6200 0086
Rekening
Bank Sumut: Cabang Utama No: 100.02.04.008647-1
===============================================================Petani
Minta DPRDSU dan Kapoldasu Harus Tindak Tegas
Mafia Tanah
Medan, Sang Saka Merah Putih Online Akibat tanah rakyat dirampas oknum mafia tanah yang membuat rakyat terlunta-lunta menderita karena itu
petani terus melawan kezoliman manusia yang tak punya hati nurani, selain
merampas, mengintimidasi menangkap para tani,maka sebanyak 300 petani asal Kabupaten
Padang Lawas, menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Sumatera
Utara (Sumut), Senin (18/6/2012). Aksi ini merupakan buntut kekecewaan petani
karena anggota Dewan tidak kunjung menunjukkan perhatian, meski belasan petani telah menggelar aksi mogok makan dan jahit
mulut selama 13 hari.
Aksinya, belasan petani bertelanjang dada dan mencat tubuhnya dengan tulisan "Apakah Kami Harus Mati?". Selain itu, sebelas petani yang menggelar aksi mogok makan, empat di antaranya menjahit mulutnya duduk di depan pagar gedung DPRD Sumut, Jl. Imam Bonjol, Medan.
Petani mendesak DPRD Sumut segera meminta Kapolda Sumut, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, segera menarik personelnya dari lahan sengketa. Jika tidak, petani meminta agar Wisjnu dicopot dari jabatannya.
Pendamping Kelompok Tani Torang Jaya Mandiri (KTTJM) Sugianto menyatakan, petani mendesak Polres Tapanuli Selatan segera membebaskan Sinur Situmorang, salah seorang petani yang ditangkap atas tuduhan perusakan fasilitas perusahaan.
"Sinur dipanggil untuk menginvestaris jumlah rumah warga yang dirusak pihak perusahan. Tapi apa, Sinur malah ditahan. Ini cacat hukum," sebut Sugianto.
Sugianto mengatakan, petani akan terus menggelar aksi mogok makan dan aksi jahit mulut hingga lahan dikembalikan kepada petani.
Sementara perwakilan Komisi A DPRD Sumut, Sigit Pramono Asri menegaskan, akan mengagendakan rapat khusus membahas konflik tanah warga dengan PT. SRL dan PT. SSL.
"Kami juga akan memanggil para pihak yang bersengketa, termasuk Bupati Padang Lawas dan Polres setempat," sebut Sigit.
Suasana aksi nyaris memanas karena pernyataan anggota Dewan dinilai janji semata. Namun aksi kembali tertib setelah koordinasi aksi menginstruksikan massa aksi tidak emosi. (detik)
Aksinya, belasan petani bertelanjang dada dan mencat tubuhnya dengan tulisan "Apakah Kami Harus Mati?". Selain itu, sebelas petani yang menggelar aksi mogok makan, empat di antaranya menjahit mulutnya duduk di depan pagar gedung DPRD Sumut, Jl. Imam Bonjol, Medan.
Petani mendesak DPRD Sumut segera meminta Kapolda Sumut, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, segera menarik personelnya dari lahan sengketa. Jika tidak, petani meminta agar Wisjnu dicopot dari jabatannya.
Pendamping Kelompok Tani Torang Jaya Mandiri (KTTJM) Sugianto menyatakan, petani mendesak Polres Tapanuli Selatan segera membebaskan Sinur Situmorang, salah seorang petani yang ditangkap atas tuduhan perusakan fasilitas perusahaan.
"Sinur dipanggil untuk menginvestaris jumlah rumah warga yang dirusak pihak perusahan. Tapi apa, Sinur malah ditahan. Ini cacat hukum," sebut Sugianto.
Sugianto mengatakan, petani akan terus menggelar aksi mogok makan dan aksi jahit mulut hingga lahan dikembalikan kepada petani.
Sementara perwakilan Komisi A DPRD Sumut, Sigit Pramono Asri menegaskan, akan mengagendakan rapat khusus membahas konflik tanah warga dengan PT. SRL dan PT. SSL.
"Kami juga akan memanggil para pihak yang bersengketa, termasuk Bupati Padang Lawas dan Polres setempat," sebut Sigit.
Suasana aksi nyaris memanas karena pernyataan anggota Dewan dinilai janji semata. Namun aksi kembali tertib setelah koordinasi aksi menginstruksikan massa aksi tidak emosi. (detik)
Sekitar
300 petani asal Kabupaten Padang Lawas, menggelar aksi unjuk rasa di depan
gedung DPRD Sumatera Utara (Sumut), Senin (18/6/2012). Aksi ini merupakan
buntut kekecewaan petani karena anggota Dewan tidak kunjung menunjukkan
perhatian, meski belasan petani telah menggelar aksi mogok makan dan jahit
mulut selama 13 hari.
Dalam aksinya, belasan petani bertelanjang dada dan mencat tubuhnya dengan tulisan "Apakah Kami Harus Mati?". Selain itu, sebelas petani yang menggelar aksi mogok makan, empat di antaranya menjahit mulutnya duduk di depan pagar gedung DPRD Sumut, Jl. Imam Bonjol, Medan.
Dalam tuntutannya, petani mendesak DPRD Sumut segera meminta Kapolda Sumut, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, segera menarik personelnya dari lahan sengketa. Jika tidak, petani meminta agar Wisjnu dicopot dari jabatannya.
Pendamping Kelompok Tani Torang Jaya Mandiri (KTTJM) Sugianto menyatakan, petani mendesak Polres Tapanuli Selatan segera membebaskan Sinur Situmorang, salah seorang petani yang ditangkap atas tuduhan perusakan fasilitas perusahaan.
"Sinur dipanggil untuk menginvestaris jumlah rumah warga yang dirusak pihak perusahan. Tapi apa, Sinur malah ditahan. Ini cacat hukum," sebut Sugianto.
Sugianto mengatakan, petani akan terus menggelar aksi mogok makan dan aksi jahit mulut hingga lahan dikembalikan kepada petani.
Sementara perwakilan Komisi A DPRD Sumut, Sigit Pramono Asri menegaskan, akan mengagendakan rapat khusus membahas konflik tanah warga dengan PT. SRL dan PT. SSL.
"Kami juga akan memanggil para pihak yang bersengketa, termasuk Bupati Padang Lawas dan Polres setempat," sebut Sigit.
Suasana aksi nyaris memanas karena pernyataan anggota Dewan dinilai janji semata. Namun aksi kembali tertib setelah koordinasi aksi menginstruksikan massa aksi tidak emosi, (Linche)
Dalam aksinya, belasan petani bertelanjang dada dan mencat tubuhnya dengan tulisan "Apakah Kami Harus Mati?". Selain itu, sebelas petani yang menggelar aksi mogok makan, empat di antaranya menjahit mulutnya duduk di depan pagar gedung DPRD Sumut, Jl. Imam Bonjol, Medan.
Dalam tuntutannya, petani mendesak DPRD Sumut segera meminta Kapolda Sumut, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, segera menarik personelnya dari lahan sengketa. Jika tidak, petani meminta agar Wisjnu dicopot dari jabatannya.
Pendamping Kelompok Tani Torang Jaya Mandiri (KTTJM) Sugianto menyatakan, petani mendesak Polres Tapanuli Selatan segera membebaskan Sinur Situmorang, salah seorang petani yang ditangkap atas tuduhan perusakan fasilitas perusahaan.
"Sinur dipanggil untuk menginvestaris jumlah rumah warga yang dirusak pihak perusahan. Tapi apa, Sinur malah ditahan. Ini cacat hukum," sebut Sugianto.
Sugianto mengatakan, petani akan terus menggelar aksi mogok makan dan aksi jahit mulut hingga lahan dikembalikan kepada petani.
Sementara perwakilan Komisi A DPRD Sumut, Sigit Pramono Asri menegaskan, akan mengagendakan rapat khusus membahas konflik tanah warga dengan PT. SRL dan PT. SSL.
"Kami juga akan memanggil para pihak yang bersengketa, termasuk Bupati Padang Lawas dan Polres setempat," sebut Sigit.
Suasana aksi nyaris memanas karena pernyataan anggota Dewan dinilai janji semata. Namun aksi kembali tertib setelah koordinasi aksi menginstruksikan massa aksi tidak emosi, (Linche)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar