Harian Sang saka merah Putih.Com SSMP Mengungkap Peristiwa Aktual Sekretariat: Jln TA Hamzah Gg Melati II No 32 Sei Agul Medan Sumatera UtaraNo Telp: 061-8443168 HP 0813 62000086 Rekening Bank Sumut: Cabang Utama No: 100.02.04.008647-1
===============================================================
AKBP Apriyanto Diduga Dikriminalisasikan
Kompol Debora Harus Takut
Tuhan Bukan Pada Atasan! * AKBP Apriyanto harus bebas demi keadilan
Apriyanto didampingi isteri tercinta saat mencium putrinya
Medan, Sang Saka Merah Putih.Com Sidang PN Medan Jln Kejaksaan, sempat ricuh, pelarangan kameramen jurnalistik saat mengambil momen ini hanya modus karena hatinuraninya diusik kepentigan???? Kompol Debora berbelit-belit, lelet, bingung memikirkan antara kejujuran hati nurani dan kebohongannya mulai terlihat di persidangan membuat para jurnalis penasaran, terhadap kasus tudigan terhadap AKBP Apriyanto tersandung masalah narkoba diduga 'eror hasil test urinenya?' demikian disampaikan Law Office Djonggi M Simorangk SH MH, di PN Medan Kamis (7/6)
Demikian disampaikan Djonggi M Simorangkir SH MM Law Office dari Ibukota yang gagal menambahkan jadi penasehat hukum Apriyanto karena sesuatu hal menjelaskan kepada Media ini "Polisi tak perlu takut sama Wartawan, karena wartawan juga manusia...bukan setan atau hantu namun kenapa K Lubis oknum polisi suruhan Dirnarkoba harus mengawal Debora, ada apa ini, bah ????
Kalau
Debora dikawal-kawal buat apa....dan selanjutnya keluar kata- kata KL
"Tidak takut pada wartawan" kan aneh keluar kalimat seperti ini ???.
Kalau
dikonfirmasi takut memberikan respon? Nah kalau Polisi juga manusia
punya rasa
punya hati....ya ngomonglah.....???. Polisi adalahjabatan
sementara....sebelum
pengsiun, dan setelah pengsiun kembali ke rakyat, toh? tutur Djonggi
anak Medan
Meskipun wartawan identik dilecehkan
juga ga perlu takut melakukan amanah, tugas pokok persnya, Polisi harus
jujur, transparan dan akuntabel kalau tidak jujur bahasa tubuh, sejalan dengan
otak yang terukur, akan terlihat dari kronologis secara psikologis aura, akan
terbaca "O...itu dari jawaban gugup, degup di raup semua orang
melihat dapat menilai benar atau salah tak bisa tertutupi dari alat bukti, maka
marah, arogan, emosi, muncul dari ungkapan tidak jujur menutupi kesalahan dan
kepicikkan?? mengaku Djonggi siap mendapingi wartawan sebagai penasehat hukumnya.
"Orang picik tanda mampu" menghadapi kenyataan seperti jawaban Dirnarkoba..... " Semua Polisi kan
sudah tahu tugas Wartawan itu dilindungi Presiden sesuai UU Pokok Pers No 40
Tahun 1999, dan UU KIP Tahun 2008, , tugas Polisi mengayomi, melindungi, menjadi
tauladan," Kebohongan pasti akan terungkap....Kalau Wartawan ga ada
dilengkapi senjata pun ga juga perlu takut....konfirmasi Toh....
Makanya oknum polisi KL kan tau dalam bahasa Batak " Alus nalambok paombun ate-ate=Jawaban yang lembut mendinginkan hati" Jadi oknum polisi ga perlu marah-marah kalau memang tidak ada yang ditutup-tutupi....santai ajalah. Memang kalau ada kehilangan yang menjawab "Bukan aku pencurinya, pasti tidak marah-marah, tapi kalau benarmencuri pengakuan itu dengan nada tinggi, marah-marah dan emosi lagi...itulah...anekdotnya. Seperti halnya dalam sidang di PN Medan Selasa (5/6) Kompol Debora sebagai saksi ahli lho kok .. gugup mengakui botol test urin itu tak ada label atau ada label aja bingung....bingung....bingung...itu masalah botol ada nama?....sementara pengakuan Wadir Narkoba AKBP Aprianto Basuki Rahmad akui ada label nama, sementara data botol test urine tak ada nama yang dbuat jadi BAP setelah hitungan puluhan hari, tentu ada kesalahan laporan pihak analis laboratorium forensik poldasu, test urine sudah diduga direkayasa...kenapa maumembohongi diri sendiri dan orang lain apa diduga...ada dikasi duit atau diduti???? .makanya cobalah dulu dpikirkan dampak kepada Isteri, anak dan keluarga Apriyanto...atau kalau sebaliknya Debora dipihak isteri Apriyanto????. ucap Djonggi imbuhnya (Riris)
Makanya oknum polisi KL kan tau dalam bahasa Batak " Alus nalambok paombun ate-ate=Jawaban yang lembut mendinginkan hati" Jadi oknum polisi ga perlu marah-marah kalau memang tidak ada yang ditutup-tutupi....santai ajalah. Memang kalau ada kehilangan yang menjawab "Bukan aku pencurinya, pasti tidak marah-marah, tapi kalau benarmencuri pengakuan itu dengan nada tinggi, marah-marah dan emosi lagi...itulah...anekdotnya. Seperti halnya dalam sidang di PN Medan Selasa (5/6) Kompol Debora sebagai saksi ahli lho kok .. gugup mengakui botol test urin itu tak ada label atau ada label aja bingung....bingung....bingung...itu masalah botol ada nama?....sementara pengakuan Wadir Narkoba AKBP Aprianto Basuki Rahmad akui ada label nama, sementara data botol test urine tak ada nama yang dbuat jadi BAP setelah hitungan puluhan hari, tentu ada kesalahan laporan pihak analis laboratorium forensik poldasu, test urine sudah diduga direkayasa...kenapa maumembohongi diri sendiri dan orang lain apa diduga...ada dikasi duit atau diduti???? .makanya cobalah dulu dpikirkan dampak kepada Isteri, anak dan keluarga Apriyanto...atau kalau sebaliknya Debora dipihak isteri Apriyanto????. ucap Djonggi imbuhnya (Riris)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar