KPU Kurang Sosialisasikan Pilgub-Cawagubsu
Masyarakat Akan Revolusi Bila Penegakan Hukum Tidak Jadi Panglima
Medan, SSMP45 Online Ketua Formappi Sumut H Razman Arif c.SH SAg MA PhD menyampaikan kepada Media ini," Pemilihan Gubernur dan wakil gubernur Sumut menimbulkan polemik dan opini masyarakat terhadap Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak seriis, dan tidak fokus menangani persoalan PILGUB-WAGUBSU. Hal ini disampaikannya di Hotel Angkasa Jln Sutomo kemarin.
Meskipun dana pemilihan Calon Gubernur dan wakilnya mencapai 7 Miliar terkesan KPU apatis dan tidak bersinergis melakukan tugasnya, tentu kita bertanya.....
Sikap apatis terhadap pelaksanaan Pemilihan Gubernur Sumatera Utara
yang digelar pada Kamis (7/3/2013) terjadi karena sikap
apatisme tersebut kemudian akan melahirkan tidak memberikan pilihan
atau suara dan mereka akan amsuk dalam golongan putih (golput).
Beragam indikator mengapa angka golput Sumut di Pilgub Sumut karena kurang sosialisasi KPU Sumut, kurang ketokohan yang mampu mengikat warga Sumut, banyaknya kasus korupsi yang belum tersentuh hukum, antara lain masalah Bansos mencapai Triliunan, masalah aset pempropsu yang semakin hari semakin berkurang, masalah penegakan hukum hanya terindikasi pada masyarakat miskin, dana bergulir, dana DAK, DAU, masalah DIPA (daftar isian proyek) dan lainnya.
Beragam indikator mengapa angka golput Sumut di Pilgub Sumut karena kurang sosialisasi KPU Sumut, kurang ketokohan yang mampu mengikat warga Sumut, banyaknya kasus korupsi yang belum tersentuh hukum, antara lain masalah Bansos mencapai Triliunan, masalah aset pempropsu yang semakin hari semakin berkurang, masalah penegakan hukum hanya terindikasi pada masyarakat miskin, dana bergulir, dana DAK, DAU, masalah DIPA (daftar isian proyek) dan lainnya.
Masyarakat muak, jijik dan jenuh terhadap pemimpin di Sumut tidak memiliki pencapaian target keberhasilan dan impiceman yang tidak jelas atau amburadulnya insfrastruktur maupun masalanh lain.
Revolusi
adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan
menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi,
perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih
dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran
kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan
waktu lama. Misalnya revolusi industri di Inggris yang memakan waktu puluhan
tahun, namun dianggap ‘cepat’ karena mampu mengubah sendi-sendi pokok kehidupan
masyarakat seperti sistem kekeluargaan dan hubungan antara buruh dan majikan
yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Revolusi menghendaki suatu upaya
untuk merobohkan, menjebol, dan membangun dari sistem lama kepada suatu sistem
yang sama sekali baru. Revolusi senantiasa berkaitan dengan dialektika, logika,
romantika, menjebol dan membangun.
Dialektika revolusi mengatakan bahwa revolusi merupakan suatu usaha menuju perubahan menuju kemaslahatan rakyat yang ditunjang oleh beragam faktor, tak hanya figur pemimpin, namun juga segenap elemen perjuangan beserta sarananya. Logika revolusi merupakan bagaimana revolusi dapat dilaksanakan berdasarkan suatu perhitungan mapan, bahwa revolusi tidak bisa dipercepat atau diperlambat, ia akan datang pada waktunya.
Kader-kader revolusi harus dibangun sedemikian rupa dengan kesadaran kelas dan kondisi nyata di sekelilingnya. Romantika revolusi merupakan nilai-nilai dari revolusi, beserta kenangan dan kebesarannya, di mana ia dibangun. Romantika ini menyangkut pemahaman historis dan bagaimana ia disandingkan dengan pencapaian terbesar revolusi, yaitu kemaslahatan rakyat. Pemerintahan SBY tidakberhasil mensejahterakan rakyat maka revolusi akan meledak, ujar Razman .(Linche)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar